Dairi bangga mendapatkan apresiasi dari Kementrian Pertanian melalui Bapak Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Dr Ali Jamil, MP atas komitmen pemerintah Dairi mengembalikan kejayaan kopi Sidikalang dengan pengoperasian ekosistem perkebunan kluster kopi dan melaksanakan Gerakan Tanam Kopi Indonesia (GERTAKI) di Kabupaten Dairi.
Apresiasi tersebut disampaikan bapak Ali Jamil, karena Dairi dianggap serius dan berhasil melakukan program pengembangan kopi termasuk menjalin pola kemitraan dengan offtaker dan perbankan. Hal demikian lantas membuat Kementan RI memilih Kabupaten Dairi sebagai tempat pelaksanaan GERTAKI untuk kedua kalinya.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian menyambut baik dan mendukung program yang sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten Dairi.
Sebagai inforamasi, Pemkab Dairi memiliki program tanam kopi sejumlah 1.325.000 batang pada tahun 2022 dalam kurun waktu 5 tahun target penanaman seluas 5.000 hektar.
Kabupaten Dairi memiliki dataran tinggi dan jenis tanah lepare yang sangat berpotensi untuk ditanami kopi. Selain itu, Kopi Sidikalang sudah memiliki sertifikat indikasi geografis karena mempunyai cita rasa yang khas sehingga banyak diminati baik di pasar nasional maupun internasional.
Kabupaten Dairi memiliki luas areal komoditas tanaman kopi seluas 13.598 hektar dengan produksi mencapai 13.000 ton pada tahun 2021 yang dalam skala nasional sebagai produsen kopi nomor 5 terbesar di Indonesia.
Kepada saya, bapak Ali Jamil menyampaikan bahwa produktivitas kopi di Dairi harus ditingkatkan karena masih termasuk rendah. Apalagi menurutnya, Negara Indonesia adalah penghasil kopi terbesar keempat di dunia, namun bila bicara produktivitas posisi Indonesia masih rendah yakni di bawah 1 ton/hektar pertahun padahal di luar bisa sampai 3 ton/ hektar pertahun.
Kontribusi Signifikan Kopi menurut pak Jamil potensi komoditas kopi Indonesia kekinian.
GERTAKI yang diinisiasi oleh Kementan dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kopi sebagai satu komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan nasional yang diarahkan untuk meningkatkan ekspor dan meningkatkan nilai tambah produk kopi nasional sehingga mempunyai daya saing di pasar inter nasional.
Kontribusi penting dari komoditas kopi bagi perekonomian nasional tercermin pada pemerataan pendapatan bagi para pemangku kepentingan, kinerja perdagangan, dan peningkatan nilai tambahnya.
Menurut Ali Jamil, sebagai produk ekspor, komoditas kopi telah memberi kan kontribusi signifikan sebagai penghasil devisa dan pendapatan negara, sumber pendapatan petani, pencipta lapangan kerja, pendorong pertumbuhan sektor agribisnis dan agroindustri, pengembangan wilayah, dan pelestarian lingkungan.
GERTAKI ini sebagai upaya kita untuk menyiapkan kawasan pengembangan kopi dengan target produktivitas tinggi, sehingga momentum GERTAKI bisa dijadikan sebagai langkah positif dalam menetapkan standar Good Agriculture Management (GMP) pengembangan di hulu mulai dari penyiapan lahan sesuai dengan Kawasan, penyediaan benih bermutu dan bersertifikat, serta penggunaan teknologi yang tepat guna untuk peningkatan produksi,penanganan pasca panen dan pengolahan hasil, demikian kata pak ali kepada saya.
Dalam pengembangan kopi secara massif ini tentu saja tidak hanya bertumpu kepada kemampuan APBN yang semakin terbatas. Pengembangan kopi diharapkan mampu mendorong peran pelaku agribisnis kopi lainnya yang bermitra dengan para pekebunannya dan memanfaatkan anggaran dari sumber penadanaan lainnya seperti bank dan investasi lainnya. Untuk itu, koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah dengan pihak swasta dan stakeholder terkait lainnya sangat diperlukan.
Hasil produksi kopi Indonesia merupakan urutan ke empat terbesar dunia, sehingga hasil produksi ini guna memenuhi permintaan pasar kopi baik dalam maupun luar negeri yang saat ini semakin meningkat.
Pada tahun 2020, Indonesia menjadi negara penghasil kopi peringkat keempat di dunia dengan produksi 762.380 ton setelah Brazil (4,14 juta ton), Vietnam (1,74 juta ton), dan Columbia (858 ribu ton). Selama 10 tahun terakhir (2012-2021) volume ekspor kopi mengalami kenaikan dengan laju pertumbuhan rata-rata 4,77% per tahun. Ratarata laju pertumbuhan volume impor kopi 10 tahun terakhir 49,48% (BPS, ASEM2021).
Kopi Indonesia adalah kopi tropis yang pasarnya cukup terbuka di dunia. Bapak Presiden sudah meminta seluruh stakeholder yang lain termasuk pemerintah daerah, gubernur dan bupati agar melakukan penanaman kopi sebagai tanaman yang khas. Makanya tahun 2022 ini, kita targetkan 10 juta pohon kopi bisa ditanam. #dairiunggul#dirjenpsp#alijamil#gertaki#kopisidikalang#