Wawasan

Pertanian Presisi

Produktivitas adalah salah satu faktor penting pada sektor pertanian, ukuranya selalu pada berapa hitungan bersih, produksi, dan keuntungan bersih yang didapatkan petani dari setiap tanah yang di garapnya. Dengan jumlah lahan pertanian yang semakin sempit akibat alih fungsi lahan faktor produktivitas menjadi lebih penting lagi. Untuk meningkatkan produktivitas meter persegi petani tradisional secara terjadwal memberi pupuk dan air pada tanaman.

Pemerintah Kabupaten Dairi sejak dua tahun lalu terus menerus berusaha menjadi cara bagaimana membantu petani agar produktivitas ini dapat berlipat ganda. Hal ini sudah dimulai dengan kerjasama antara dengan Pemerintah Daerah Dairi dengan Bank BNI, Bank BRI, perusahaan startup di Jakarta. Semua kerjasama menerapkan smart farming untuk tanaman kopi di Kecamatan Parbuluan.

Konsepnya adalah teknologi dimanfaatkan untuk mengetahui harga tanah dan kelembapan sehingga bisa memberi informasi kepada petani pupuk apa yang dibutuhkan dan beberapa banyak air yg dibutuhkan.

Dari observasi diperoleh kesimpulan merubah kebiasaan petani dari teknik pertanian turun temurun yakni memupuk dan menyiram berdasarkan jadwal dan musim diubah menjadi spesifik kebutuhan tanaman tidaklah mudah. Apalagi informasi yang diberikan oleh teknologi mengharuskan petani memberikan racikan pupuk dan air yang tepat untuk setiap tanaman sulit untuk dipenuhi.

Sejak beberapa waktu yang lalu sudah dilakukan penelitian dan percobaan meningkatkan sistem yang ada menjadi pertanian presisi di mana campuran air dan pupuk yang dibutuhkan tanaman berdasarkan informasi disensor yang ditanam di tanah diolah oleh sistem komputer dari sebuah pusat pengolahan dimana oleh sistem komputer berdasarkan algoritma tertentu meracik kombinasi kebutuhan berbagai jenis pupuk dan air yang tepat untuk setiap tanaman dan hasil racikan itu dikirimkan melalui selang pada seluruh tanaman tanpa campur tangan petani. Intinya oleh sistem dan teknologi setiap tanaman diberikan rajikan pupuk dan air sesuai kebutuhan pertumbuhan otomatis tanpa intervensi petani.

Dengan sistem ini maka kerapatan tanaman menjadi lebih tinggi sehingga jumlah tanaman setiap meter persegi menjadi 3 menjadi 4 untuk tanaman akar serabut sehingga produksi yang dihasilkan meningkat 3 sampai 4 kali lipat pada saat yang sama biaya pengadaan untuk pupuk menjadi turun sekitar 30 persen sampai 40 persen karena pupuk jumlahnya diberikan sesuai porsi kebutuhan tanan akibatnya biaya produksi menjadi turun dengan sistem ini dapat dihasilkan produksinya meningkat dan biaya yang lebih ekonomis sehingga hasil yang diperoleh petani menjadi lebih besar.

Sistem ini sudah diuji coba dibeberapa komoditi dan beberapa lokasi pertanian di Jawa dan di tempat tempat lain. Ini yg sedang didiskusikan untuk diuji coba di pertanian terpadu holtikultura dan jagung bersama pemerintah kabupaten Dairi, pemerintah provinsi, dan kementrian pertanian mohon doanya. Dairi unggul

#dairiunggul #temanekab #pertanianpresisi #ekabcenter #eddyberutu.id

Berita Terkait

Back to top button